Potensi Moluska Rp 26 T Per Tahun

>> Senin, 15 Juni 2009




Bogor - Potensi Moluska, jenis hewan lunak yang hidup di perairan, dapat dijadikan salah satu sumber pendapatan bagi Indonesia. Moluska merupakan sumber daya alam yang masih belum tergali potensinya, padahal di negara Eropa dan Asia, pembudidayaan jenis hewan contohnya kerang dan bekicot ini merupakan salah satu sumber pendapatan negara-negara tersebut. “Apabila kita lihat di negara Asia seperti Jepang, Korea, Thailand dan Malaysia, jenis hewan moluska menjadi salah satu komoditi yang banyak dicari dan mempunyai daya jual tinggi,” tutur Dr. Ir. Fredinand Yulianda, M.Sc, seorang peneliti Moluska dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB), Jum’at (6/2) kemarin.

Menurut Fredinand, jenis moluska yang terdapat di Indonesia sebanyak 30 persen dari total 1000 jenis spesies di dunia, tetapi ironisnya hal ini malah dimanfaatkan oleh negara lain dan belum menjadi pendapatan utama negara kita. “Akibatnya potensial pendapatan negara puluhan triliun rupiah setiap tahunnya hilang. Padahal, jika dikelola secara maksimal oleh negara, baik dari potensi pasar dan produksinya bisa menghasilkan 3 kali lipat dari Rp26,36 triliun/ tahunnya,” jelas Fredinan. Lebih lanjut ia menjelaskan, Rp26,36 triliun itu, berdasarkan data Ditjen Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan RI 2008 yang menyebutkan budidaya moluska sejak tahun 2005-2007 terus mengalami peningkatan sebesar 19,56% dengan peningkatan rata-rata 10,85% per tahunnya atau setara dengan dari 2,16 juta ton (Rp21,45 triliun) menjadi 3,09 juta ton (Rp. 26,36 triliun),” tuturnya.

Pemanfaatan yang belum maksimal ini memunculkan kegelisahan dari beberapa kalangan sehingga dalam waktu dekat ini akan dibentuk sebuah Forum Moluska Indonesia dan pameran Moluska yang akan diadakan dalam rangkaian Seminar Nasional Moluska ke 2.

“Penyelenggaraan seminar ini akan dilakukan di IPB International Convention Center (IICC) Bogor, pada 11-12 Februari mendatang. Dan akan diikuti para peneliti dari berbagai Perguruan Tinggi, seperti UNDIP, UNPAD, UNHAS, UNSRAT, UNRI, UNSOED, UNPATI, UNIPA, ITB, STP dan IPB,” jelas Fredinand yang merupakan Ketua Panitia Semnas ini. Diharapkan, lanjutnya, pada seminar nasional kali ini, bisa menghasilkan rekomendasi yang bisa meningkatkan pemanfaatan sumber daya hayati Indonesia terutama Moluska sehingga dapat mengembangkan potensi terpendam ini. .

Read more...

Moluska Berpindah




Kerang Pasifik Utara, termasuk keong dan binatang lunak lainnya, bisa mealui jalur melintasi Laut Arktik menuju Atlantik Utara jika es di lautan mencair beberapa dekade lagi, seperti yang diramalkan.

Moluska berpindah ke daerah utara saat es di Arktik mencair, sekitar 3,5 juta tahun lalu, selama masa hangat Pliocene, yang berlangsung antara 5,3 hingga 1,8 juta tahun lalu.

Rute melalui Arktik terpotong ketika suhu turun, membunuh plankton laut yang dibuuthkan moluska.

Perkiraan sekarang, Arktik akan bersih dari es sekitar tahun 2050. Pada saat itu, kondisi akan mirip dengan masa pertengahan Pliocene dan migrasi moluska akan terulang kembali.

Tumbuhan yang mengapung akan membuat Arktik seperti jalan tol dengan restoran makanan cepat saji, sehingga para moluska bisa makan sepanjang jalan dari Pasifik ke Atlantik.

Perpindahan itu sepertinya tidak membuat kawasan Pasifik menjadi sepi. Namun bisa memperkaya keanekaragaman di Atlantik Utara dengan menmbah spesies baru dan juga mungkin spesies campuran.

Bahkan, satu spesies alga yang disebut diatom, telah membuat jalur melintas pada tahun 1998.

Kini, spesies yang lebih besar akan melewatinya pada beberapa dekade lagi. Perubahan ini mungkin tidak mengakibatkan kelangkaan, namun mungkin bisa "mengucilkan" beberapa spesies tertentu.

Akibat dari perubahan ini, masih belum bisa diperkirakan. Kita hanya bisa menunggu dan melihat apa yang terjadi.

Read more...

Potensi Moluska Indonesia Belum Digarap




Potensi keragaman dan berlimpahnya moluska di Indonesia saat ini belum dilihat sebagai produk hasil laut yang bernilai ekonomis tinggi. Akibatnya, importir luar negeri yang menikmati keuntungan dari perdagangannya. Dan, tidak ada yang bertanggungjawab atas kerusakan habitat moluska yang terjadi akibat penangkapannya.

"Potensi nilai ekonomis moluska (keong laut) puluhan triliun rupiah per tahun. Sebab, setiap jengkal garis pantai dihuni moluska, yang populasinya bisa dihitung," kata Fredinan Yulianda, peneliti moluska dari Institut Pertanian Bogor, di sela seminar nasional "Moluska: Peluang Bisnis dan Konservasi" di IICC Bogor, Rabu (11/2).

Menurut dia, moluska bisa diambil dagingnya atau cangkangnya. Seminar dan pameran produk moluska itu sendiri berlangusng sampai Kamis besok.

Yulianda, yang juga ketua panitia pelaksana seminar ini, mengatakan, berdasarkan data dari Departemen Kelautan dan Perikanan, ekspor produk moluska pada tahun 2007 mencapai Rp 26 triliun. Ini mengalami kenaikan yang cukup besar dibanding tahun sebelumnya (2006) Rp 21 triliun.

"Angka ekspor moluska sesungguhnya jauh lebih besar, sebab yang terdata itu produk daging moluska. Padahal, cangkan moluska pun banyak diekspor," katanya.

Dosen di Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB, itu mengungkapkan, pembeli moluska dari luar negeri, seperti Thailand, Korea, Jepang, datang dan membeli langsung ke nelayan. Begitu juga dengan eksportir, langs ung mendatangi nelayan di lokasi-lokasi penangkapan ikan. Mereka membeli murah moluska tangkapan nelayan.

Misalnya saja keong macan yang hidup di kedalaman antara 10-20 meter dibeli dari nelayan penangkapnya hanya satu dollar AS per kilogram. Di Thailand, moluska ini dijual dengan harga 10 dollar per kilogram. "Jadi, keuntungan sangat besar jatuh ke penerima moluska itu di luar negeri,: katanya.

Ia mengaku prihatin, karena kelestarian habitat dan keberlanjutan hidup moluska di sini justru tidak ada yang bertanggung jawab. Sebab, moluska yang diperdagangkan itu adalah hasil tangkapan langsung dari laut, bukan hasil budidaya.

Dalam praktiknya, nelayan menjaring moluska di lokasi-lokasi tertentu sampai di lokasi itu tidak ada produksinya lagi. Setelah itu, mereka akan mencari lokasi baru di mana moluska masih banyak di dapat. Dengan demikian, penangkapan moluska tanpa terkendali itu berpotensi merusak lingkungan bawah laut.

Berkaitan dengan itu, lanjut Fredinan Yulianda, semua pihak yang peduli dengan potensi moluska ini membuat seminar dua hari, yang hasilnya akan dipublikasikan dan diserahkan ke instansi terkait, termasuk pemerintahan daerah.

Harapannya, moluska menjadi perhatian semua pihak, sehingga dapat meningkatkan perekonomian daerah. Karena peluang bisnisnya sangat besar, keberlanjutan hidup moluska harus terjaga. "Dengan demikian, konservasi habitat moluska juga akan menjadi perhatian semua pihak juga," katanya.

Read more...

Mollusca: Polyplacophora

>> Sabtu, 13 Juni 2009

Mollusca kelas Polyplacophora (sebelumnya dikenal sebagai Amphineura) ini hidup di pantai atau laut dekat pantai. Tubuh simetris bilateral dengan kaki memanjang di bagian perut (ventral). Ruang mantel dengan permukaan dorsal tertutup oleh delapan lempeng berkapur, sedangkan pada permukaan lateral terdapat banyak insang. Hewan ini bersifat hermafrodit (berkelamin dua), fertilisasinya bersifat eksternal (pertemuan sel telur dan sperma terjadi di luar tubuh). Contohnya Cryptochiton sp yang dikenal sebagai chiton. Hewan ini juga mempunyai fase larva yang dikenal sebagai trochopher.

Pantai setelah pasang (anemon, chiton, kerang, dan landak laut)

Read more...

Tambelo, Mollusca Penambah Perkasa

Pengarang : Tim Investigasi POM
Diterbitkan di: Nopember 22, 2008
UNTUK urusan ranjang bagi pasangan suami- istri, rupanya para laki-laki Kamoro memiliki cara tersendiri untuk menyenangkan istri mereka. Cukup dengan memakan seekor moluska, mereka mampu 'main' lebih dari tiga ronde dalam satu waktu. Itulah khasiat dari tambelo. Tambelo adalah sejenis moluska yang hidup di perairan payau. Hidupnya di dalam batang pohon bakau yang sudah mati dan membusuk. Jika batang pohon dibelah, akan terdapat puluhan tambelo dan lubang-lubang yang telah dibuatnya.
Kayu yang membusuk itu dicerna dan dijadikan makanannya sehari-hari. Entah bagaimana cara memakannya, yang jelas tambelo tidak memiliki gigi untuk menggerogoti batang kayu tersebut. Bentuk moluska ini mirip cacing besar. Badannya berwarna putih transparan sehingga terlihat jelas isi badannya yang berwarna cokelat kehitaman. Semakin banyak makanan yang masuk ke dalam tubuh, tambelo akan semakin gemuk dan panjang.
Karena itu, orang Kamoro selalu memilih tambelo yang gemuk dan panjang karena daya khasiatnya dipercaya lebih terasa ketimbang tambelo yang masih kurus. Tidak hanya satu, sebanyak-banyaknya tambelo akan mereka masukkan ke dalam mulut yang tujuannya juga untuk mengenyangkan perut.Begitu batang pohon terbelah, laki-laki Kamoro biasanya langsung berebutan mencari tambelo yang paling besar dan panjang. Orang Kamoro pun harus hati-hati saat mengambilnya. Karena dengan badannya yang berair, akan terasa licin di tangan sehingga mudah terlepas dari genggaman.Memakan tambelo tidak perlu dimasak terlebih dahulu. Dalam keadaan masih segar, tambelo dapat langsung dimasukkan ke dalam perut. Tapi jangan lupa terlebih dahulu melepaskan cangkangnya yang keras, yang berada di bagian kepalanya.
Saat tim berkesempatan mencobanya, mereka langsung menelan begitu saja tanpa mengunyahnya terlebih dahulu. Mungkin karena merasa jijik. Karena tidak berasa apa-apa, tim mencobanya lagi, namun kali ini mencoba untuk menggigitnya. Tidak sedikit yang memuntahkannya kembali setelah isi perut tambelo memenuhi rongga mulut karena pecah setelah digigit. Namun bagi penggemar makanan laut, tambelo terasa seperti tiram.
Hasilnya memang nyaman di badan, setelah bangun tidur terasa segar. Ada kesehatan, kepuasan, dan bisa memuaskan istri tentu saja.
Komentar Orang Kamoro, Papua
"He...he...he.... Kalau sudah makan tambelo, bisa gawat. Meski makan satu ekor saja, kita bisa begadang semalam suntuk. Apalagi kalau makan banyak, bisa tidak keluar rumah seharian," kelakar James, salah seorang penduduk Kamoro yang baru menikah September 2004.
Bagi masyarakat Kamoro, tambelo dapat dikategorikan sebagai ' obat kuat' untuk menambah stamina. Berbeda dengan minuman suplemen penambah tenaga yang sudah bercampur dengan kimia karena diekstrakkan, tambelo murni berasal dari alam dan langsung dimakan. Berarti aman dong ???

Read more...

MOLLUSCA

Uraian Anda pernah melihat bahkan mungkin makan hewan seperti: kerang, bekicot, keong, cumi-cumi atau sotong. Atau mungkin Anda di rumah mengoleksi berbagai jenis hiasan dari cangkang kerang yang begitu indah. Semua contoh hewan tersebut adalah jenis Mollusca. Memang Mollusca merupakan hewan yang akrab dengan kehidupan manusia, karena jenis hewan ini dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang bergizi atau untuk barang perhiasan. Hewan ini hidup di darat, air tawar dan di laut.


Apakah Mollusca ?
Mollusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini tripoblastik, bilateral simetri, umumnya memiliki mantel yang dapat menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat. Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang, tiram, siput sawah dan bekicot. Namun ada pula Mollusca yang tidak memiliki cangkok, seperti cumi-cumi, sotong, gurita atau siput telanjang. Mollusca memiliki struktur berotot yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya berbeda untuk setiap kelasnya. Untuk lebih memahaminya, coba Anda perhatikan gamnar di bawah ini. Dapatkah Anda menjelaskan perbedaan diantara jenis hewan ini?



Gambar 25. (a) kerang, (b) siput, (c) cumi-cumi

Cangkok kerang ini terdiri dari dua belahan, sedangkan cangkok siput berbentuk seperti kerucut yang melingkar. Perbedaan lainnya, kaki siput tipis dan rata. Fungsinya adalah untuk berjalan dengan cara kontraksi otot. Lain halnya dengan kerang yang mempunyai kaki seperti mata kapak yang dipergunakan untuk berjalan di lumpur atau pasir. Sementara itu cumi-cumi dan sotong tidak punya cangkok, kakinya terletak di bagian kepala yang berfungsi untuk menangkap mangsa.

Mollusca memiliki alat pencernaan sempurna mulai dari mulut yang mempunyai radula (lidah parut) sampai dengan anus terbuka di daerah rongga mantel. Di samping itu juga terdapat kelenjar pencernaan yang sudah berkembang baik. Peredaran darah terbuka ini terjadi pada semua kelas Mollusca kecuali kelas Cephalopoda.

Pernafasan dilakukan dengan menggunakan insang atau “paru-paru”, mantel atau oleh bagian epidermis. Alat ekskresi berupa ginjal. Sistem saraf terdiri atas tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion visceral dan ganglion pedal yang ketiganya dihubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. Alat reproduksi umumnya terpisah atau bersatu dan pembuahan internal atau eksternal.
Bagaimana? Sampai di sini jelas bukan? Sekarang kita lanjutkan dengan pembagian kelas Mollusca. Berdasarkan simetri tubuh, ciri kaki dan cangkoknya, Mollusca dibagi menjadi lima kelas, yaitu kelas Gastropoda, Cephalopoda, Bivalvia atau Pelecypoda, Amphineura dan kelas Scaphopoda. Berikut akan dibahas satu persatu.

Read more...

Mengenal Mollusca (Hewan Lunak)

Mollusca atau hewan lunak yang umumnya memiliki rangka luar atau cangkang terdiri dari beberapa kelas. Keluarga besar ini merupakan bagian ekosistem laut/air tawar maupun darat. Beberapa di antaranya dapat dikonsumsi manusia, merupakan hama, atau bahkan predator yang racunnya sangat mematikan.

Sampai saat ini, banyak orang Indonesia yang kurang paham, manakah yang disebut "siput", "keong" atau "kerang". Cumi-cumi atau sotong kadangkala disebut "ikan cumi-cumi/sotong" ( padahal tidak ada hubungannya dengan ikan ). Bahkan kelomang yang termasuk keluarga arthropoda pun masih sering disebut "keong" atau "kerang". Sementara bagi penutur bahasa Inggris, sudah jelas kategorinya - mana yang disebut "snail", mana yang disebut "clam","oyster", atau "mussel".

Menurut Buku "Siput dan Kerang Indonesia" karangan Bp.Bunjamin Dharma, mollusca atau hewan lunak terbagi menjadi beberapa kelas:

1. Kelas Gastropoda
"Gastro" berarti "perut", sementara "poda" berarti kaki. Yang termasuk dalam golongan ini adalah hewan lunak, baik yang bercangkang maupun tidak bercangkang, menggunakan perutnya untuk melata atau pergerakan. Gastropoda yang bercangkang memiliki cangkang tunggal.
Kelas gastropoda terbagi menjadi 3 subkelas:

a. Subkelas Prosobranchia - bernapas menggunakan insang, bercangkang tunggal, sebagian besar anggotanya merupakan siput-siput yang hidup di air laut ( termasuk daerah pasang surut dan muara sungai ).
Bentuk cangkangnya sangat beraneka ragam, mulai dari yang sangat sederhana, berbentuk topi ( dari keluarga Patellidae - biasa disebut "limpet" atau "kerang topi"; merupakan salah satu makanan khas Hawai'i yang disajikan mentah, disebut "opihi"), berbentuk tabung
yang melingkar tak beraturan ( misalnya Siliquaria anguina atau worm tube ), namun mayoritas berbentuk spiral atau bergelung, baik dekstral ( mengikuti arah jarum jam ) maupun sinistral ( berlawanan arah jarum jam ).


b. Subkelas Opistobranchia - bernapas menggunakan insang yang terletak di bagian belakang, ada yang bercangkang, namun ada juga yang tak bercangkang ( biasa disebut nudibranch atau "kelinci laut" ; ada juga yang dijuluki "Spanish Dancer" karena berwarna merah dan bisa berenang di laut bagaikan gaun penari rakyat Spanyol/Amerika Latin ).

c. Subkelas Pulmonata - hidup di darat, bernapas dengan paru-paru, dan sebagian besar anggotanya adalah hermafrodit ( berkelamin ganda ). Contoh jenis yang bercangkang adalah bekicot/ Giant African Snail (Achatina fullica / A.variegata), escargot (Helix pomatia...Yum!), sementara yang tak bercangkang adalah keong bugil/siput telanjang.



2. Kelas Bivalvia
Anggota kelas ini memiliki cangkang ganda. Dalam bahasa Indonesia secara umum disebut "kerang", atau dalam bahasa Inggris disebut "clam"
Namun secara khusus lagi dapat dipilah-pilah menjadi:

a. Tiram atau Oyster - sebagian besar anggotanya memiliki cangkang yang tak beraturan bentuknya karena mengikuti bentuk tempat ia bertumbuh ( umumnya batu ). Contohnya adalah tiram mutiara (Pinctada margarittifera / P.maxima). Ada juga yang memiliki cangkang sangat tipis dan bening ( dalam bahasa Inggris disebut "Capiz", biasa digunakan sebagai chandelier yang bisa bersuara merdu jika tertiup angin ( salah satunya dari species Placuna placenta).

b. Mussel - jenis-jenis kerang yang memiliki serabut perekat untuk bertaut pada bebatuan - mereka juga hidup & tumbuh berkelompok. Contohnya adalah kerang hijau atau green mussel (Perna viridis).

c. Kerang simping atau scallop - biasanya memiliki cangkang melebar dan datar (flat)-
mereka bisa "berenang" dengan membuka dan mengatupkan cangkangnya. Contohnya adalah Noble Scallop (Pecten nobilis). Cangkang simping umumnya cukup indah untuk digunakan sebagai ornamen atau
barang kerajinan.

d. Kima atau clam - ada yang bertubuh kecil, maupun sangat besar. Di beberapa tempat, kima terancam kepunahan karena cangkangnya dieksploitasi secara besar-besaran sebagai bahan baku ubin teraso ( di Indonesia ), atau untuk diambil otot aductor-nya sebagai bahan baku aphrodisiac. Beberapa di antaranya juga hidup di air tawar, seperti remis (Corbicula javanica); bahkan di sungai daerah Pangalengan yang airnya dingin pun juga terdapat kerang air tawar berukuran kecil ( mohon dibantu jika ada yang tahu nama speciesnya ). Dalam bahasa Indonesia beberapa species yang digolongkan sebagai "clam" dalam bahasa Inggris, cukup dipanggil sebagai "kerang" ( sebab dalam bahasa Indonesia, istilah "kima" mengacu pada kerang-kerang berukuran sangat besar ).

Razor clam alias "lorjuk" atau "kerang bambu"

e. Cockle - umumnya memiliki cangkang bergerigi dan bertubuh tidak terlalu besar; contohnya: kerang darah (Anadara granosa) yang biasa disajikan di restoran seafood.

3. Kelas Cephalopoda
Tidak terlalu banyak orang yang tahu bahwa mereka adalah anggota mollusca, sebab anggota kelas ini hidup berenang di laut, memiliki 8 kaki atau tentakel berpenghisap di kepalanya, terdiri dari lebih dari 1000 species di seluruh dunia. Sebagian anggotanya merupakan hewan lunak atau mollusca yang memiliki intelegensi tertinggi serta ukuran tubuh terbesar. Seekor cumi-cumi raksasa konon dapat mencapai panjang tubuh sekitar
17m. Mollusca dari kelas ini umumnya mampu menyemprotkan tinta apabila terancam, dan secara garis besar dapat digolongkan menjadi:
a. Cumi-cumi atau squid - berasal dari genus Loligo sp. ( keluarga Loliginidae)
b. Sotong atau cuttlefish - berasal dari genus Sepia sp. - tubuhnya cenderung lebih besar atau "gemuk" dibandingkan cumi-cumi. Beberapa speciesnya memiliki "cangkang" berupa lempengan kapur berbentuk papan selancar di punggungnya.
c. Gurita atau octopus - berasal dari keluarga Octopodidae. Dagingnya cukup sedap dimakan sebagai masakan atau dimakan mentah - namun hati-hati, ada juga yang berbahaya, salah satunya adalah Blue Ring Octopus.
d. Nautilus - mereka bercangkang, berasal dari keluarga Nautilidae (Chambered Nautilus) dan Agronautidae (Paper Nautilus).

4. Kelas Polyplacophora
Dikenal dengan istilah "chiton" - cangkangnya tersusun seperti genting ( beberapa di antaranya memiliki ornamen duri-duri ), terdiri dari beberapa species dan sebagian besar hidup di laut dalam.

5. Kelas Monoplacophora
Hanya terdiri dari beberapa species, bentuknya mirip limpet (kerang topi) dengan lubang pengeluaran air pada apex atau puncaknya. Hidup di laut dalam dan jarang.

6. Kelas Scachopoda

Read more...

Moluska



Langsung ke: navigasi, cari
Moluska (Mollusca)
Rentang fosil: Ediacaran/Kambrium - kini
Cumi-cumi Karibia, Sepioteuthis sepioidea
Cumi-cumi Karibia, Sepioteuthis sepioidea
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Mollusca
Linnaeus, 1758
Kelas

Caudofoveata
Aplacophora
Polyplacophora
Monoplacophora
Bivalvia (kerang-kerangan)
Scaphopoda
Gastropoda (siput-siputan)
Cephalopoda (gurita, cumi-cumi, dan sotong)
Rostroconchia
Helcionelloida
† ?Bellerophontida

Moluska (filum Mollusca, dari bahasa Latin: molluscus = lunak) merupakan hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak. Ke dalamnya termasuk semua hewan lunak dengan maupun tanpa cangkang, seperti berbagai jenis siput, kiton, kerang-kerangan, serta cumi-cumi dan kerabatnya.

Moluska merupakan filum terbesar kedua dalam kerajaan binatang setelah filum Arthropoda. Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis, ditambah 35 ribu jenis dalam bentuk fosil. Moluska hidup di laut, air tawar, payau, dan darat. Dari palung benua di laut sampai pegunungan yang tinggi, bahkan mudah saja ditemukan di sekitar rumah kita.

Moluska dipelajari dalam cabang zoologi yang disebut malakologi (malacology).

[sunting] Ciri tubuh

Tubuh tidak bersegmen. Simetri bilateral. Tubuhnya terdiri dari "kaki" muskular, dengan kepala yang berkembang beragam menurut kelasnya. Kaki dipakai dalam beradaptasi untuk bertahan di substrat, menggali dan membor substrat, atau melakukan pergerakan.

[sunting] Ukuran dan bentuk tubuh

Ukuran dan bentuk tubuh moluska sangat bervariasi. Misalnya, siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur. Namun, ada juga cumi-cumi raksasa dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18m.

[sunting] Strukur dan fungsi tubuh

Tubuh hewan ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kaki, badan, dan mantel.

Sistem saraf moluska terdiri dari cincin saraf yang memiliki esofagus dengan serabut saraf yang menyebar. Sistem pencernaannya lengkap, terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.

Anatomi moluska relatif mirip dengan vertebrata. Hal ini menyebabkan banyak ahli memperkirakan bahwa vertebrata dan moluska masih memiliki kedekatan hubungan evolusi. Hal ini diperkuat pula dengan kenyataan bahwa moluska, terutama Cephalopoda, memiliki otak yang berkembang baik dan beberapa di antaranya terbukti memiliki kemampuan mengingat yang kuat.



Read more...

Phylum Mollusca

Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak.Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang.Hewan ini tergolong triploblastik selomata.

Ciri tubuh
Ciri tubuh Mollusca meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.

Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran dan bentuk mollusca sangat bervariasi.Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur.Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cum-cumi raksasa.

Struktur dan fungsi tubuh
Tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama :
Kaki merupakan penjulur bagian ventral tubuhnya yang berotot.Kaki berfungsi untuk bergerak merayap atau menggali.Pada beberapa molluska kakinya ada yang termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca yang lunak.Massa viseral merupakan kumpulansebagaian besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi.
Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan.Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan anus.Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun cangkang pada mollusca bercangkang.

Sistem saraf mollusca terdiri dari cincin saraf yang nengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang melebar.Sistem pencernaan mollusca lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Ada pula yang memiliki rahang dan lidah pada mollusca tertentu.Lidah bergigi yang melengkung kebelakang disebut radula.Radula berfungsi untuk melumat makanan.Mollusca yang hidup di air bernapas dengan insang.Sedangkan yang hidup di darat tidak memiliki insang.Pertukaran udara mollusca dilakukan di rongga mantel berpembuluh darah yang berfungsi sebagai paru-paru.Organ ekskresinya berupa seoasang nefridia yang berperan sebagai ginjal.

Cara hidup dan habitat
Mollusca hidup secar heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme.Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat.Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit.

Reproduksi
Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu lain.Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur.Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.

Klasifikasi
Mollusca merupakan filum terbesar dari kingdom animalia.Molluska dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu Gastropoda, Pelecypoda, dan Cephalopoda.

Gastropoda

gastropoda

gastropoda

Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster = perut, podos = kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya.Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatia fulica).Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya.Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya.

Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek.Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang.Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau.Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel.

Pelecypoda

Pelecypoda diidentefikasikan sebagai kerang (Anadara sp.), tiram mutiara (Pinctada margaritifera dan Pinctada mertinsis), kerang raksasa (Tridacna sp.), dan kerang hijau (Mytilus viridis).

pelecypoda

Pelecypoda memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak.Kaki Pelecypoda dapat dijulurkan dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan lumpur.Pelecypoda ada yang hidup menetap dan membenamkan diri di dasar perairan.Pelecypoda mampu melekat pada bebatuan, cangkang hewan lain, atau perahu karena mensekresikan zat perekat.
Pelecypoda memiliki dua buah cangkang pipih yang setangkup sehingga disebut juga Bivalvia.Kedua cangkang pada bagian tengah dorsal dihubungkan oleh jaringan ikat (ligamen) yang berfungsi seperti engsel untuk membuka dan menutup cangkang dengan cara mengencangkan dan mengendurkan otot.Cangkang tersusun dari lapisan periostrakum, prismatik, dan nakreas.Pada tiram mutiara, jika di antara mantel dan cangkangnya masuk benda asing seperti pasir, lama-kelamaan akan terbentuk mutiara.Mutiara terbentuk karena benda asing tersebut terbungkus oleh hasil sekresi palisan cangkang nakreas.Pelecypoda tidak memiliki kepala.Mulutnya terdapat pada rongga mantel, dilengkapi dengan labial palpus.
Pelecypoda tidak memiliki rahang atau radula.Maka makanannya berupa hewan kecil seperti protozoa, diatom, dan sejenis lainnya.Insang Pelecypoda berbentuk lembaran sehingga hewan ini disebut juga Lamellibranchiata (dalam bahasa latin, lamella = lembaran, branchia = insang).Lembaran insang dalam rongga mantel menyaring makanan dari air yang masuk kedalam rongga mantel melalui sifon (corong).Sistem saraf Pelecypoda terdiri dari tiga pasang ganglion yang saling berhubungan.Tiga ganglion tersebut adalah ganglion anterior, ganglion pedal, dan ganglion posterior.Reproduksi Pelecypoda terjadi secara seksual.Organ seksual terpisah pada masing-masing individu.Fertilisasi terjadi secara internal maupun eksternal.Pembuahan menghasilkan zigot yang kemudian akan menjadi larva.

Cephalopoda
cephalopoda Cephalopoda (dalam bahasa latin, chepalo = kepala, podos = kaki) merupakan Mollusca yang memiliki kaki di kepala.Anggota Cephalopoda misalnya sotong (Sepia officinalis), cumi-cumi (loligo sp.), dan gurita (Octopus sp.)Hidup Cephalopoda seluruhnya di laut dengan merayap atau berenang di dasar laut.Makananya berupa kepiting atau invertebrata lainnya.Sebagai hewan pemangsa, hampir semua Cephalopoda bergerak cepat dengan berenang.Kebanyakan Cephalopoda memiliki organ pertahanan berupa kantong tinta.Kantong tinta berisikan cairan seperti tinta berwarna coklat atau hitam yang terletak di ventral tubuhnya.Tinta ini akan di keluarkan jika hewan ini merasa terancam dengan cara menyemburkannya.Cephalopoda memiliki kaki berupa tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsanya.Cephalopoda memiliki sistem saraf yang berpusat di kepalanya menyerupai otak.Untuk reproduksi hewan ini berlangsung secara seksual.Cephalopoda memiliki organ reproduksi berumah dua (dioseus).Pembuahan berlangsung secra internal dan menghasilkan telur.

Peran mollusca bagi manusia
Umumnya mollusca menguntungkan bagi manusia, namun ada pula yang merugikan.Peran mollusca yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
-Sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram batu (Aemaea sp.), kerang (Anadara sp.), kerang hijau (Mytilus viridis), Tridacna sp., sotong (Sepia sp.)
cumi-cumi (Loligo sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatina fulica).
-Perhiasan, misalnya tiram mutiara (Pinctada margaritifera).
-Hiasan dan kancing, misalnya dari cangkang tiram batu, Nautilus, dan tiram mutiara.
-Bahan baku teraso, misalnya cangkang Tridacna sp.

Mollusca yang merugikan bagi manusia, misalnya bekicot dan keong sawah yang merupakan hama dari tanaman.
Siput air adalah perantara cacing Fasciola hepatica.

Read more...

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP