Potensi Moluska Rp 26 T Per Tahun
>> Senin, 15 Juni 2009
Bogor - Potensi Moluska, jenis hewan lunak yang hidup di perairan, dapat dijadikan salah satu sumber pendapatan bagi Indonesia. Moluska merupakan sumber daya alam yang masih belum tergali potensinya, padahal di negara Eropa dan Asia, pembudidayaan jenis hewan contohnya kerang dan bekicot ini merupakan salah satu sumber pendapatan negara-negara tersebut. “Apabila kita lihat di negara Asia seperti Jepang, Korea, Thailand dan Malaysia, jenis hewan moluska menjadi salah satu komoditi yang banyak dicari dan mempunyai daya jual tinggi,” tutur Dr. Ir. Fredinand Yulianda, M.Sc, seorang peneliti Moluska dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB), Jum’at (6/2) kemarin.
Menurut Fredinand, jenis moluska yang terdapat di Indonesia sebanyak 30 persen dari total 1000 jenis spesies di dunia, tetapi ironisnya hal ini malah dimanfaatkan oleh negara lain dan belum menjadi pendapatan utama negara kita. “Akibatnya potensial pendapatan negara puluhan triliun rupiah setiap tahunnya hilang. Padahal, jika dikelola secara maksimal oleh negara, baik dari potensi pasar dan produksinya bisa menghasilkan 3 kali lipat dari Rp26,36 triliun/ tahunnya,” jelas Fredinan. Lebih lanjut ia menjelaskan, Rp26,36 triliun itu, berdasarkan data Ditjen Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan RI 2008 yang menyebutkan budidaya moluska sejak tahun 2005-2007 terus mengalami peningkatan sebesar 19,56% dengan peningkatan rata-rata 10,85% per tahunnya atau setara dengan dari 2,16 juta ton (Rp21,45 triliun) menjadi 3,09 juta ton (Rp. 26,36 triliun),” tuturnya.
Pemanfaatan yang belum maksimal ini memunculkan kegelisahan dari beberapa kalangan sehingga dalam waktu dekat ini akan dibentuk sebuah Forum Moluska Indonesia dan pameran Moluska yang akan diadakan dalam rangkaian Seminar Nasional Moluska ke 2.
“Penyelenggaraan seminar ini akan dilakukan di IPB International Convention Center (IICC) Bogor, pada 11-12 Februari mendatang. Dan akan diikuti para peneliti dari berbagai Perguruan Tinggi, seperti UNDIP, UNPAD, UNHAS, UNSRAT, UNRI, UNSOED, UNPATI, UNIPA, ITB, STP dan IPB,” jelas Fredinand yang merupakan Ketua Panitia Semnas ini. Diharapkan, lanjutnya, pada seminar nasional kali ini, bisa menghasilkan rekomendasi yang bisa meningkatkan pemanfaatan sumber daya hayati Indonesia terutama Moluska sehingga dapat mengembangkan potensi terpendam ini. .
0 komentar:
Posting Komentar